..

Anwar Ibrahim Kunjungi Jakarta: Redakan Tensi Video Viral Ambalat


Rabu, 30-7-2025


Anwar Ibrahim Kunjungi Jakarta: Redakan Tensi Video Viral Ambalat
Foto:antara.

JAKARTA--Kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim ke Indonesia pada 28–29 Juli 2025 membawa angin damai di tengah hangatnya percakapan publik terkait sengketa Blok Ambalat. Suasana sempat memanas di ruang media sosial menyusul beredarnya potongan video pidato Anwar di Parlemen Malaysia, yang menyinggung perkembangan kawasan kaya migas di laut Sulawesi itu.


Dalam video yang viral di platform X dan TikTok, Anwar terdengar menyatakan bahwa Malaysia memiliki dasar hukum kuat atas wilayah itu dan akan mempertahankan kepentingan nasionalnya. Potongan itu, meskipun tanpa konteks utuh, segera ditafsirkan secara liar sebagai nada konfrontatif, bahkan oleh sebagian warganet Indonesia disebut sebagai ancaman terselubung.


Namun, kunjungan Anwar ke Jakarta justru membantah tafsir liar tersebut. Dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto dalam Forum Konsultasi Tahunan ke-13 Indonesia-Malaysia, kedua pemimpin menunjukkan sikap kenegarawanan tinggi: meredakan tensi, menegaskan komitmen diplomasi, dan membuka ruang kerja sama strategis di tengah perbedaan.


“Kami tidak akan mengambil pendekatan agresif terkait Ambalat. Jalur hukum dan diplomasi adalah pilihan utama Malaysia,” tegas Anwar dalam konferensi pers bersama, membantah tafsir konflik dari potongan video sebelumnya.


Konsultasi tahunan ini merupakan mekanisme bilateral tingkat tertinggi antara Malaysia dan Indonesia, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama strategis dan komprehensif. Konsultasi diselenggarakan secara bergantian oleh kedua negara sejak tahun 2006, mencerminkan komitmen politik yang kuat untuk meningkatkan kolaborasi di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan investasi, pertahanan dan keamanan, konektivitas, ketahanan pangan, dan pendidikan.


Terkait dengan sektor regional, Anwar dan Prabowo sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi khususnya di wilayah perbatasan di Ambalat.


Presiden Prabowo Subianto menilai bahwa kedua negara perlu meningkatkan potensi ekonomi yang dapat dikolaborasikan bersama untuk menghindari adanya potensi konflik dengan wilayah perbatasan.


Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono turut menegaskan bahwa pembahasan Ambalat dalam pertemuan itu hanya bersifat eksploratif dan teknis awal. Belum ada pembicaraan eksplorasi migas lanjutan, apalagi pelibatan militer atau langkah 


Kunjungan Anwar juga disemarakkan oleh penandatanganan empat nota kesepahaman (MoU) di bidang perdagangan, pendidikan, pertahanan, dan kesehatan. Ia sempat mengunjungi Universitas Pertahanan dan berdialog dengan tokoh-tokoh muda ASEAN.


Ambalat: Antara Sengketa dan Potensi


Blok Ambalat merupakan wilayah laut seluas 15.000 km² di Sulawesi, kaya akan cadangan migas, yang selama dua dekade terakhir menjadi sumber ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia. Meski insiden patroli laut sempat terjadi pada awal 2000-an, sejak 2010 kedua negara sepakat menahan diri dan menempuh jalur hukum serta negosiasi teknis.


Beredarnya potongan video pidato Anwar, yang disampaikan dalam sidang Parlemen Malaysia pertengahan Juli lalu, kembali menyulut memori lama. Namun, banyak pakar menyebut bahwa konten tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban politik dalam negeri, bukan sikap resmi kenegaraan.


Dr Salma Farida, analis kawasan dari CSIS, menyebut bahwa dinamika dalam negeri sering dibawa ke forum parlemen dengan narasi kuat, tanpa bermaksud menjadi ancaman diplomatik. 


“Kalimat seperti 'kami siap mempertahankan kedaulatan' adalah idiom umum di banyak forum parlemen. Tapi konteksnya bukan deklarasi perang,” ujarnya.


Damai Tak Viral, tapi Penting


Kunjungan ini memperlihatkan bahwa diplomasi tetap menjadi jalan tengah yang elegan. Sementara suara gaduh dari media sosial bisa menyesatkan arah publik, pertemuan para pemimpin justru menegaskan bahwa narasi damai masih berdaulat.


Indonesia dan Malaysia kembali menunjukkan bahwa perbedaan pandangan tidak harus bermuara pada konflik. Dalam suasana ke-Asia-Tenggara-an yang penuh kehangatan, dua negara serumpun ini memilih dialog daripada adu otot, dan untuk hari ini, dunia boleh belajar dari Ambalat: bahwa tidak semua yang viral itu benar, dan tidak semua yang benar itu viral. naz/net

Penulis Riau Raya
Editor Lukman Hakim
  • BERITA TERKAIT

  • TAG TERKAIT