SABTU, 24-5-2025


IRVAN NASIR
Pemerhati Sosial
Ayam Penyet, dari Pinggir Jalan ke Menu Sejuta Umat

Ayam Penyet, dari Pinggir Jalan ke Menu Sejuta Umat

KALAU dulu orang ke warung tenda malam-malam cari nasi goreng atau mie rebus, sekarang ada satu nama yang langsung naik di kepala: ayam penyet.


Menunya sederhana. Nasi putih, ayam goreng (kadang dibakar), sambal terasi yang menggoda, plus lalapan: kol, timun, kadang daun kemangi. Kalau mau lebih mewah: tambahkan tahu, tempe, atau—bagi yang punya keberanian olfaktori—petai.


Tapi siapa sangka, menu yang dulu cuma nampang di warung-warung pinggir jalan di Jawa Timur itu, kini jadi sajian sejuta umat. Dari kaki lima sampai food court mall. Dari Jakarta sampai Jayapura. Dari pinggir rel sampai restoran ber-AC.


Saya bahkan pernah menjumpai ayam penyet di sebuah food stall di Manokwari, diapit antara mi ayam dan bakso Malang. Rasanya? Jangan tanya. Sambalnya bikin air mata menetes, bukan karena pedas—tapi karena rindu kampung halaman.


Kenapa ayam penyet bisa setenar ini?


Jawabannya mungkin ada tiga: murah, enak, dan praktis.


Ayam goreng sudah akrab di lidah siapa pun. Sambal? Sudah seperti identitas nasional. Dan nasi? Tidak usah dibahas. Ditambah lagi, penyajiannya cepat dan bisa dimodifikasi sesuka hati. Mau ayam paha, dada, kampung, pejantan, semua bisa. Sambalnya pun bisa dibuat versi super pedas sampai yang manis-manis tomat.


Dari situlah, ayam penyet menyelinap masuk ke hati masyarakat Indonesia, tanpa perlu deklarasi nasional, tanpa perlu perda kuliner. Dia menembus batas geografis dan kelas sosial. Dimakan buruh pabrik, dicicipi mahasiswa, disantap pejabat. Bahkan mungkin diam-diam jadi favorit anak presiden.


Inilah contoh kecil bagaimana kuliner bisa menjadi alat pemersatu bangsa. Tanpa jargon, tanpa politik. Hanya lewat sepiring nasi, sepotong ayam, dan sejumput sambal yang jujur.


Apakah ayam penyet bisa disebut makanan nasional Indonesia?


Boleh jadi. Tanpa perlu ditetapkan lewat sidang DPR.


Seperti kata orang Melayu: "Biar sederhana yang penting sedap." Yang sederhana itu justru membahagiakan. Dan ayam penyet adalah kesederhanaan yang nikmat.


Dah coba ayam penyet Mas Agus?